Kamis, 15 Maret 2012


Pendidikan Agama Islam
KONSEP MASYARAKAT MADANI

 


Oleh:Dimas Bagus T (100401140054)

PGSD B 2010

Universitas Kanjuruhan Malang
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Program Studi S-1 Pendidikan Guru Kelas Sekolah Dasar
2011

KATA PENGANTAR

            Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyusun makalah ini sebaik mungkin dan selesai tepat pada waktunya.
Makalah ini berisi beberapa informasi tentang konsep masyarakat madani dan posisi umat islam”
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amin.

Kanjuruhan, 04 Maret 2011



Penulis







BAB I
PENDAHULUAN
1.1          Latar belakang

Masyrakat madani merupakan idealisme tentang suatu masyrakat yang mandiri secara politik, social dan ekonomi, cita-cita masyrakat madani adalah menciptakan bangunan masyarakatyang tidak di dasarkan pada interaksin yang bersifat kelas maupun setrata.
Dalam mewujudkan masyarakat madani diperlukan manusia-manusia yang secara pribadi berpandangan hidup dengan semangat ketuhanan, dengan konsekuensi tindakan kebaikan dengan sesame manusia. Umat islam adalah umat yang di berikan oleh Allah diantara umat manusia yang lain. Umat islam mempunyai aturan hidup yang sempurna sesuai dengan fitrahnya. Aturan hidup itu sebagai rahmat bagi alam semesta, bersifat universal mengatur segala aspek kehidupan manusia terutama bagi umat yang beriman, Umat islam dituntut bersikap proaktif dalam memperjuangkan ilmu karena ia adalah ujung dari peradaban manusia.

1.2          Rumusan maslah

-          Apa pengertian masyarakat madani ?
-          Bagaimana karakteristik masyarakat madani ?
-          Bagaimana cara mewujudkan masyarakat madani ?
-          Bagaimana posisi umat islam ?

1.3          Tujuan

-          Mengetahui apa pengertian dari masyarakat madani itu.
-          Dapat memahani karakteristik masyarakat madani beserta cirri-ciri nya.
-          Dapat Mengetahui bagaimana mewujudkan masyarakat madani.
-          Mengetahui posisi umat islam.



BAB II
PEMBAHASAN
1.1          Pengertian masyarakat
Masyarakat madani adalah masyarakat yang beradap, menjujung tinggi nilai kemanusiaan, maju dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam filsafat yunani sampai filsafat islam dikenal istilah madinah atau polis, yang berarti kota, yaitu masyarakat yang maju dan beradap. Masyarakat madani menjadi symbol idealism yang di harapkan setiap masyarakat.
Kata madani merupakan penyifatan terhadap kota madinah yaitu sifat yang di tunjukkan oleh kodisi dan system kehidupan di kota madinah. Kondisi dan system tersebut dianggap ideal untuk menggambarkan masyarakat yang islam, sekalipun penduduknya tediri dari berbagai macam keyakinan. Mereka hidup dengan rukun saling membantu, al-qur’an menjadi konstitusi untuk menyelesaikan berbagai persoalan hidup yang terjadi di penduduk madinah.
Masyrakat madani merupakan idealisme tentang suatu masyrakat yang mandiri secara politik, social dan ekonomi, cita-cita masyrakat madani adalah menciptakan bangunan masyarakatyang tidak di dasarkan pada interaksin yang bersifat kelas maupun setrata. Masyarakat madani hanya dapat berkembang jika tidak disubordinasikan kepada Negara artinya masyarakat bias memperoleh dan mempertahankan hak-hak mereka dan memeprjuangkan kepentingan mereka yang sah sihingga tidak di manipulasi Negara.
Ada dua masyarakat dalam sejarah yang terdokumentasi sebagai masyarakat madani yaitu:
-          Masyarakat negri saba yaitu maysarakat dimasa Nabi Sulaiman AS.
-          Masyarakat kota yatsrib setelah terjadi traktat, perjanjian madinah antara Rasulullah SAW berserta umat islam dengan penduduk yatsrib yang beragagma yahudi dan watsani dari kaum Aus dan Khazraj.
Di Indonesia gagasan masyarakat madani baru populer sekitar awal tahun 90an hanya saja konsep masyarakat madani yang diperkenalkan di Indonesia pada awalnya mengambil istilah yang berkembang dibarat yaitu civil society. Ada banyak definisi para ahli yang berkaitan dengan istilah masyarakat madani. M Ryaas rasyid menyatakan bahwa civilized society dalam arti masyarakat yang berbudaya, suatu masyarakat yang saling menghargai nilai-nilai social kemanusiaan.
Dalam istilah yang lain masyarakat madani ada pada kota madinah kota yang sebelumnya bernama yastrib dimana masyarakat islam dibawah kepemimpinan Nabi Mohamad SAW.

1.2          Karakteristik Masyarakat Madani

Konsep masyarakat madani ditinjau dari segi nilai-nilai islam merupakan gagasan yang sangat islami. Ia merupakan cita-cita islam. Sejarah telah mencatat bahwa masyarakt madani pernah dibangun rasulullah ketika beliau mendirikan komunitas islam di kota madinah. Di kota madinah iniah nabi Muhammad SAW membangun masyarakat beradab berlandaskan ajaran islam, msyarakat yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Dalam mewujudkan masyarakat madani diperlukan manusia-manusia yang secara pribadi berpandangan hidup dengan semangat ketuhanan, dengan konsekuensi tindakan kebaikan dengan sesame manusia.
Cirri-ciri masyarakat madan sebagai masyarakat yang ideal memiliki karakteristik sebagai berikut:
-          Bertuhan, artinya bahwa masyarakat tersebut adalah masyarakat yang beragama mengakui adanya Tuhan
-          Damai, artinya masing-masing elemen masyarakat, individu maupun kelompok saling menghormati satu dan lainya
-          Tolaong menolong tanpa mencampuri urusan internal individu lain yang dapat mengurangi kebebasanya
-          Toleran, artinya tidak mencampuri urusan pribadi pihak lain
-          Keseimbangan antara hk dan kewajiban
-          Berperadapan tinggi, artinya memiliki kecintaan terhadap ilmu pengetahuan dan memanfaatkanya
-          Berakhlak mulia.






1.3          Mewujudkan Masyarakat Madani

dalam QS Ali imran ayat 110 Allah menyatakan bahwa umat islam adalah umat yang terbaik dari semua kelompok manusia yang Allah ciptakan. Di antara aspek kebaikan umat islam itu adalah keunggulan kualitas SDMnya disbanding umat non islam. Keunggulan yang dimaksud dalam Al-Qur’an itu sifatnya nonmatif, potensial, bukan riil. Realita dan norma tersebut bergantung pada kemampuan umat islam sendiri untuk memanfaatkan norma atau posisi yang telah dimilikinya.
Dalam sejarah islam, realisasi keunggulan nonmatif atau potensial umat islam terjadi pada masa abbasiyah. Pada masa itu umat islam menunjukkan kemajuan di berbagai bidang kehidupan, umat islam menjadi kelompok nterdepan dan terunggul. Ilmuan besar dunia lahir pada masa itu seperti Imam Al-Gahazali . kemunduran umat islam terjadi pada pertengahan abad ke-13 setelah dinasti Bani Abbas di jatuhkan oleh Hulagukhan.
Saat ini kendali kemajuan di pegang masyarakat barat. Umat islam belum mampu bangkit mengejar ketertinggalannya. Semangat untuk mau berdasarkan nilai-nilai islam telah dibangkitkan melalui pemikiran islamisasi pengetahuan, lembaga ekonomi dan perbankan syri’ah. Kesadaran dan semangat untuk maju bila disertai dengan sikap konsisten terhadap moral atau akhlak islami, pasti akan memberikan hasil yang lebih baik di banding masyarakat barat yang sekedar mengandalkan pemikiran manusiawi semata.

1.4          Posisi Umat Islam

SDM umat islam saat ini belum mampu menunjukkan kualitasnya yang unggul. Karena itu dalam percaturan global baik bidang politik, ekonomi, militer, IPTEK belum mampu menunjukkan perannya yang siknifikan. Dari segi jumlah, umat islam cukup besar, begitu juga potensi alamnya. Negara islam memiliki kekayaan alam yang dominan, tetapi karena kualitas SDMnya masih rendah eksploitasi kekayaan alamnya dilakukan oleh orang-orang non islam sehingga keuntungan terbesar diperoleh orang non islam.

Indonesia umat islam lebih dari 85% tetapi kualitas SDMnya masih rendah belum mampu memberikan peraannya yang proporsional.



Aktifitas menyusun masyarakat madani dilakukan dengan munysun tiga pilar utama yang menyokong tegaknya sebuah daulah, yaitu pertama, program perjuangan Iqamatul masjid yakni perjuangan menyusun kekuatan umat islam dengan memusatkan aktivitas di Masjid.
Umat islam adalah umat yang di berikan oleh Allah diantara umat manusia yang lain. Umat islam mempunyai aturan hidup yang sempurna sesuai dengan fitrahnya. Aturan hidup itu sebagai rahmat bagi alam semesta, bersifat universal mengatur segala aspek kehidupan manusia terutama bagi umat yang beriman. Wacana masyarakat madani sedikit banyak menjadikan pengalaman sejarah islam. Masyarakat madani merupakan masyarakat harapan bagi umat islam bukan hanya meng eksploitasi symbol –simbol  islam melainkan mampu membawakan substansi islam dalam setiap gerak hidup masyarakat. untuk itu umat islam di tuntut untuk berperan dalam rangka mewujudkan masyarakat madani.
Masyarakat madani memerlukan pribadi-pribadi yang tulus mengikatkan jiwanya kepada wawasan keadilan, ketulusan itu bias terwujud jika orang yang bersangkutan beriman dan menaruh kepercayaan kepada Allah. Umat islam haru menghayati tanggung jawab kemanusiaanya bersama. Masyarakat madani bias terwujud jika umat islam bergerak serempak, saling menghormati dan melindungi, sailing membantu dan mendukung, bukan saling serang dan menghancukan.
Umat islam dituntut bersikap proaktif dalam memperjuangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, karena ia adalah ujung dari peradaban manusia. Umat islam dapat memanfaatkan seluas-luasnya seluruh potensi diri serta alam semesta untuk kemaslahatan dunia.        
  








BAB III
PENUTUP
1.1  Kesimpulan

Masyarakat madani hanya dapat berkembang jika tidak disubordinasikan kepada Negara artinya masyarakat bias memperoleh dan mempertahankan hak-hak mereka dan memperjuangkan kepentinganya. Sejarah telah mencatat bahwa masyarakt madani pernah dibangun rasulullah ketika beliau mendirikan komunitas islam di kota madinah. Di kota madinah iniah nabi Muhammad SAW membangun masyarakat beradab berlandaskan ajaran islam, msyarakat yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Dalam mewujudkan masyarakat madani diperlukan manusia-manusia yang secara pribadi berpandangan hidup dengan semangat ketuhanan, dengan konsekuensi tindakan kebaikan dengan sesame manusia.
Umat islam belum mampu bangkit mengejar ketertinggalannya. Semangat untuk mau berdasarkan nilai-nilai islam telah dibangkitkan melalui pemikiran islamisasi pengetahuan, lembaga ekonomi dan perbankan syri’ah. Kesadaran dan semangat untuk maju bila disertai dengan sikap konsisten terhadap moral atau akhlak islami, pasti akan memberikan hasil yang lebih baik di banding masyarakat barat yang sekedar mengandalkan pemikiran manusiawi semata
            Sungguh kita semua merindukan keadaan  peradaban umat islam sebagaimana yang telah ada pada masa kepemimpinan Nabi Muhammad SAW di Kota Madinah.










DAFTAR PUSTAKA

v  Hasby, M Subky, 2005. Malang, Citra Matahari Group


Tidak ada komentar:

Posting Komentar